Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Sharing:

SHARING: MEDITASI KRISTIANI DAN KITAB SUCI

Saya baru kembali mengikuti kursus Kitab Suci selama 3 bulan di Centro Ad Gentes, Nemi. Salah satu metode yang kita pelajari adalah 'Lectio Divina' dengan berbagai bentuk seperti cara Vigan, Lumko dan beberapa modifikasi lainnya. Saya ingin berbagi pengalaman yang mungkin baik untuk diketahui oleh para meditator dalam hubungan Kitab Suci dengan Meditasi Kristiani.

1. Kita sering mendengar bahwa meditator baru mempertanyakan mengapa Meditasi Kristiani sepertinya membahas dan menggunakan Kitab Suci dalam pertemuan mingguan.

2. Beberapa pengamat bahkan mencurigai bahwa Meditasi Kristiani merupakan latihan rohani dari tradisi Timur atau dari agama Hindu atau Buddha yang masuk ke dalam Gereja.

St. Jerome mengatakan bahwa kita tidak mengenal Kristus kalau kita tidak membaca Kitab Suci (Ignorance of Scripture is ignorance of Christ). St Jerome adalah seorang rahib dan ahli Kitab Suci di abad ke lima dan namanya sering disebut-sebut dalam dokumen gereja tentang peran Kitab Suci di kalangan umat Katolik. Sebagai orang Kristiani, pengikut Kristus, kita perlu mengenal lebih baik Kristus dan untuk lebih mengenal Kristus, minimal kita perlu membaca Injil.

Bagaimana dengan meditasi kita yang tidak membahas secara mendalam Sabda Allah itu? Perlu kita ketahui bahwa meditasi kita adalah suatu bentuk doa. Doa dalam pengertian bahwa kita ingin bersatu dengan Allah. Untuk bersatu dengan Allah, kita tidak bisa mengandalkan pikiran kita karena 'Allah adalah kasih' (1 Yoh 4: 8) dan bukanlah konsep tentang Allah semata. Untuk itulah kita bermeditasi karena bahasa Allah adalah keheningan dan kita berjumpa dengan Allah dalam keheningan batin di dalam iman dan kasih.

Sekarang menjadi jelas bahwa membaca Kitab Suci dan Meditasi adalah dua kegiatan yang saling mendukung. Dengan membaca Kitab Suci akan muncul keinginan untuk lebih dekat dan bersatu dengan Allah dan dengan meditasi, kita pun akan semakin hening dan lebih mudah membaca Kitab Suci. Jadi para meditator (bukan saja meditator tapi sebagai pengikut Kristus), kita dianjurkan membaca Kitab Suci. Ada banyak cara untuk membaca Kitab Suci baik perorangan maupun kelompok dan salah satunya adalah Lectio Divina.

Pater Laurence Freeman pernah mengatakan bahwa Kitab Suci tidak mungkin hilang dari Gereja tetapi keheningan mudah sekali terabaikan dalam kehidupan menggereja dan kehidupan rohani kita di dunia yang penuh dengan kebisingan. Oleh karena itu pada waktu pertemuan meditasi mingguan dan meditasi harian, kita lebih mengutamakan untuk hening, diam dan menjadi sederhana dengan mengucapkan kata 'ma-ra-na-tha'.

Diluar waktu meditasi kita sangat dianjurkan untuk menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci atau buku 'Jalan Menuju Kehidupan' yang disusun mengikuti tahun liturgi A, B dan C atau bergabung dengan kelompok Kitab Suci atau Lectio Divina. Mengapa kita tidak menggabungkan pembahasan Kitab Suci dengan meditasi kita? Sebenarnya mungkin saja kalau itu merupakan kesepakatan kelompok tetapi menurut pendapat saya lebih baik terpisah. Kalau digabungkan maka akan memerlukan waktu lebih lama (biasanya waktu yang disepakati untuk pertemuan Meditasi Kristiani adalah 1 jam) dan kalau dipaksakan lebih dari 1 jam mungkin banyak peserta harus meninggalkan tempat sebelum pertemuan selesai karena mereka mempunyai komitmen lain. Dan ini seringkali mereka pergi pada waktu hening, atau waktu kontemplasi dalam Lectio Divina.

Saya pernah menghadiri satu pertemuan meditasi disalah satu kota, yang menggabungkan meditasi dengan kegiatan doa lain. Maksud utamanya adalah agar dilihat sebagai kegiatan yang bernuansa Katolik. Jadi digabung dengan jalan salib dan atau misa dll. Saya melihat sulit meminta mereka untuk mengikuti seluruh acara karena itu saya pikir baik dipisah saja karena kebutuhan mereka berbeda-beda.

Banyak dari kita awalnya merasa Meditasi Kristiani sepertinya bukan sebagai kegiatan rohani dan doa Kristiani. Memang benar awalnya Pater John Main belajar meditasi dari seorang pandita Hindu namun pada akhirnya dia menemukan bahwa tradisi doa serupa juga ada dalam tradisi Kristiani di abad ke empat yang dilakukan oleh bapa dan ibu Padang Gurun. Kita mengenalnya dari tulisan Yohanes Kasianus di konferensi yang ke Sembilan dan sepuluh dan juga dalam tulisan The Cloud of Unknowing dari pengarang yang tidak mau disebut namanya di abad ke empatbelas. Jadi meditasi ini disebut Kristiani karena memang berasal dari tradisi Kristiani dan kita mengimani Kristus sebagai pusat doa kita. Mudah mudahan tulisan ini menjawab sedikit tentang keraguan kita akan Meditasi Kristiani.

Jakarta, 17 Des 2015 – Hendra Widjaja



Sharing Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: