Saya mendapat undangan dari koordinator komunitas Jakarta untuk mengikuti Retret Meditasi Kristiani bersama Rm C Verbeek O Carm dan Sr Pia Sawir OSU hanya tiga minggu sebelum hari H. Tanpa banyak pertimbangan saya langsung mengatakan YA. Saya pernah mengikuti Retret Padang Gurun bersama Rm C Verbeek O Carm di Batu Malang pada liburan Idul Adha2009 dan sejak saat itu saya mengalami banyak perubahan dalam perjalanan hidup saya dengan berusaha mempraktekkan pengajaran yang saya terima dari romo. Pengajaran yang diberikan Rm Verbeek sangat jelas, tegas, dan mendalam.
Retret kali ini juga bertepatan dengan liburan Idul Adha!Kali ini saya tergerak untuk menawarkan retret ini kepada rekan-rekan meditator di Solo, yang sudah sering mendengar sharing saya mengenai berbagai corak pengajaran dari Rm Verbeek atau Rm.Sing, atau Rm.Siriakus. Masing-masingdari mereka mempunyai daya tarik dan kedalaman tersendiri yang unik. Namun retret kali ini berdekatan dengan Seminar Nasional Meditasi Kristiani di Tumpang dan saya tidak terlalu berharap meditator berminat untuk ikut retret di Sawangan, Bogor. Sungguh di luar dugaan saya: lima orang meditator yang semuanya sudah mendaftarkan diri ikut ke Malang, memutuskan ikut saya ke Sawangan!
Kami berenam merasa sangat terberkati dan tercerahkan dengan retret kali ini. Ada beberapa hal baru yang kami alami antara lain:
Pengajaran Romo Verbeek membuat para peserta terkesan termasuk beberapa teman meditator dari GKI bahwa doa meditasi ini sangat Alkitabiah dan dapat mengubah hidup rohani kita
Pengajaran tentang EGO yang disampaikan oleh Suster Pia dengan lugas dan sederhana, yang keluar dari kedalaman dirinya sungguh membawa kita kepada pemahaman yang benar tentang "Siapa aku" yang cukup mengagetkan banyak meditator yang praktis baru mengenal dan mendalami cara doa ini.
Seorang romo dari Ponorogo diminta oleh Romo Verbeek untuk mempersembahkan Misa Minggu pagi dan memberikan pencerahan unik didalam homilinya. Dia men-sharingkan bahwa selama ini sebagai seorang Pastur Paroki yang sering dimintai doa oleh umatnya dan setiap hari mendoakan berbagai ujud doa, tiba-tiba ditegur oleh seorang ibu: "Romo sudah lama tidak berdoa ya?" sambil disodori buku "Meditasi Kristiani". Beliau sungguh tersentak mendengarnya dan ini membuat beliau penasaran dengan cara doa "baru" yang belum pernah dilakukannya. Sejak itulah beliau mempraktekkan dan terus mendalami ajaran rahib, Dom John Main OSB yang beliau pahami sebagai doa atensi, bukan lagi doa intensi sebagaimana yang selama ini beliau doakan dalam pelayanan doanya kepada umat.
Saya sendiri, di akhir retret, meninggalkan pesan kepada para meditator agar berusaha selalu bergabung dengan komunitas di tempat mereka berada dan mendapatkan sumber pendukung yang ada seperti buku-buku bacaan,media, website,Newsletters, retret, lokakarya dan rekoleksi. Karena kita menyadari: "Roh itu penurut namun daging lemah!" (Mrk 14:38). Dari pengalaman, kebanyakan orang tidak bisa bermeditasi sendiri dengan tekun dan setia untuk jangka waktu yang panjang. Dan ini memang bisa berbahaya karena kita menjadi lebih ego-sentris, lebih berpusat pada diri sendiri.
Semoga sharing saya ini berguna untuk komunitas. Salam dari lembah Bengawan Solo, Oeke, medio Nov 2011.