Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Bahan Pengajaran:

SAAT KECEMASAN MELANDA HIDUPKU (Rm. Cyprianus Verbeek O Carm) (Seminar Nasional Meditasi Kristiani)

AKAR KECEMASAN


Judul ini dipakai oleh Dom John Main bagi sebuah karangan mengenai Meditasi Kristiani. Secara sangat singkat ia menulis tentang kecemasan itu : "Hal yang menyedihkan pada zaman kita ini ialah bahwa kita dipenuhi oleh keinginan untuk menjadi bahagia, berhasil, beruntung, tetap sehat, punya kuasa apa pun juga yang kita maksudkan dengan itu. Kita selalu membayangkan diri sebagaimana kita impikan.Maka jarang kita mengenal jati diri kita dan jarang juga kita menerima keadaan kita saat ini."

Panitia Seminar Nasional Meditasi Kristiani 2011 merumuskan kecemasan sebagai pokok bahasan ceramah ini sbb. : "Dalam dunia modern saat ini, lebih-lebih berbagai masalah dunia yang telah meng-global, sudah tidak bisa dipungkiri, permasalahan kehidupan patah tumbuh hilang berganti, masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah pendidikan, masalah remaja dan anak-anak silih berganti, berbagai ketakutan, kecemasan, kekuatiran menyelimuti kehidupan. Peranan Yesus sudah tergeser dengan banyaknya permasalahan yang ada. Melihat hal ini apa yang sebenarnya dapat diperbuat oleh Meditasi Kristiani dalam mengatasi berbagai problem seperti diatas?"

Jadi ada dua pandangan yang saling melengkapi.Dom John Main membantu orang yang serius dengan meditasi untuk menghadapi tantangan zaman. Panitia tentu mengharapkan itu juga, namun kita bertanya: Apakah peranan kita sebagai meditator dalam mengatasi persoalan dunia dewasa ini? Jelas bahwa orang baru bisa ikut mengatasi persoalan dunia saat ini, bila ia sendiri menjadi orang yang menemukan kedamaian berkat kebenaran dalam batinnya sendiri. Hanya orang yang berdamai dalam dirinya, dapat membawa damai kepada lingkungan sekitarnya. Kedamaian hati mengandaikan kebenaran atau dengan kata lain berani melihat dan menerima kenyataan dirinya sendiri. Ini akan menjernihkan mata hati kita untuk melihat kenyataan di sekitar kita. Itu adalah syarat mutlak untuk dapat ikut mengubah dan memperbaiki situasi dunia, meskipun secara kecil-kecilan. Kita barangkali tidak akan main peran besar dalam pembaharuan dunia ini. Namun ini tidak boleh membuat kita berkecil hati, karena segala hal besar mulai dari kecil.Pohon besar bertumbuh dari benih kecil.Manusia yang besar namanya, lahir sebagai bayi kecil yang tidak dapat menolong dirinya.Yang pada awalnya kecil dapat bertumbuh menjadi besar.Ini berlaku dalam hal ini juga.

Maka ada segi personal, ada segi global.Keduanya tak bisa dipisahkan. Kita semua berperan dan berpengaruh dalam dunia nyata ini! Kita sendiri jarang langsung melihat hasilnya.Namun ada dampaknya baik atau buruk.Itu tergantung pada baik-buruknya hidup kita.Dari situ sudah dapat kita lihat bahwa bermeditasi itu bukan soal hobby.Meditasi itu suatu sumbangan yang melalui perubahan diri kita, kita persembah-kan kepada masyarakat.Disitu berlaku perumpamaan Yesus mengenai terang. "Demikianlah hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbua-tanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga".Banyak orang melihat situasi Negara kita atau dunia dan mereka mengeluh.Tetapi mengeluh tidak mengubah situasi sedikit pun. Di depan persoalan-persoalan besar kita merasa kecil dan tak berdaya. Ini pun tidak berdampak positif pada keadaan.Terlalu sering orang berdiri melihat semuanya itu sebagai penonton.Tetapi kita dipanggil untuk ikut berperan, kita masing-masing di panggung dunia ini.Bagaimanapun juga kita terlibat, maka kita ikut bertanggungjawab.Meskipun itu berlaku untuk umum, dalam segala segi kehidupan, semakin lebih berlaku untuk kita sebagai murid Yesus.

Pekerjaan kita di masyarakat penting.Seorang wakil rakyat di DPR pusat atau daerah jelas wajib melakukan tugasnya sebaik mungkin demi kesejahteraan rakyat. Untuk itulahia dipilih. Untuk itulahia dibayar. Seorang yang memiliki suatu perusahaan atau bekerja di perusahaan, tentu mencari nafkahnya di situ. Namun mereka hanya melakukan pekerjaannya dengan semestinya, bila itu berguna bagi orang lain: dibutuhkan profesionalisme dan kejujuran, sehingga menghasilkan produk materiil atau lain yang dapat dipercaya mutunya. Seorang guru mendidik anak bukan saja demi gajinya, melain-kan demi perkembangan pribadi anak dan masa depannya.

Dampak sikap Kristiani ini bisa kita lihat dalam riwayat hidup para Kudus.Meskipun Dom John Main belum dinyatakan Beato atau Santo, ia bisa kita ambil sebagai contoh untuk menjelaskan bagaimana hidup seseorang bisa berpengaruh pada orang lain. Ia belajar bermeditasi pada swami Satynanda di Kuala Lumpur. Cara itu sangat membantu dia untuk menghayati iman kepercayaan Kristianinya waktu dia masih tinggal di luar biara. Maka berat rasanya bagi dia ketika ia masuk di pertapaan Benediktin di Biara Ealing dekat kota London dan ia disuruh melepaskan cara itu. Namun John Main sendiri mengakui bahwa itu sangat penting bagi perkembangan rohaninya.Ia terbuka bagi kehendak Allah yang disampaikan kepadanya oleh keputusan pembimbingnya. Ia tidak melekat pada cara bermeditasi itu. Caranya sangat baik, namun kelekatan akan merusak segala buah baiknya.

Kemudian karena berbagai kesibukan ia sudah tidak bermeditasi lagi dengan cara itu. Bagi kita makin jelas bahwa Tuhanlah yang memilihnya untuk memperkenalkan cara bermeditasi ini kepada orang lain. Pada suatu hari di tengah-tengah segala kesibukannya sebagai kepala sekolah Kolese St Anselm datanglah kepadanya seorang muda yang mau belajar meditasi. Ia memberikan kepada orang itu sebuah buku, The Holy Wisdom, karangan Dom Augustine Baker, O.S.B. Di luar dugaan Dom John Main sendiri bahwa orang itu kembali kepadanya.. Ia tetap berharap bisa belajar pada John Main. Maka bersama-sama mereka mulai mempelajari buku itu tadi. Ia sendiri heran bahwa apa yang ditulis rahib itu .begitu mirip dengan latihan meditasi yang ia pelajari di Kuala Lumpur. Ia melihat bahwa cara itu berakar dalam tradisi para rahib yang hidup sebagai pertapa di padang gurun pada abad keempat dan kelima. Khususnya buku karangan Yohanes Kasianus menarik perhatiannya.Sejak itu Dom John Main mulai memperkenalkan cara bermeditasi ini kepada orang lain, mula-mula di bagian tamu pertapaannya dekat London, kemudian di Montreal, Kanada, atas permintaan Uskup setempat. Pengaruhnya besar dan luas, namun bukan dialah yang mendirikan The World Community for Christian Meditation. Itu didirikan oleh muridnya, Dom Laurence Freeman, OSB, atas dorongan Bede Griffith.Dari satu contoh ini kita dapat melihat betapa besar dampak "terang cahaya satu orang" di dunia ini.Global dan personal erat kaitannya.Meditasi kita ikut mengubah diri kita dan masyarakat tanpa kita sendiri selalu langsung merencanakan atau bahkan menyadarinya.

Apakah kita sebagai meditator dapat juga ikut memberi-kan pemecahan dalam persoalan yang seluas dunia ini?Kecemasan kita alami dalam diri kita tetapi tidak tanpa mengalami situasi di luar kita.Apa yang terjadi di sekitar kita ya bahkan yang terjadi di jarak jauh, itu bergema di hati kita. Sebaliknya benar juga bahwa apa yang kita rasakan dalam hati, berdampak di luar kita. Secara sederhana : kalau saya bertemu dengan orang yang muram wajahnya, ia mau tak mau memengaruhi rasa hati saya. Kemarahan saya bisa menghancurkan rasa gembira atau damai dari hati orang lain ibarat ombak menyeret barang ke dalam laut. Wajah kita tidak hanya melihat tetapi juga dilihat dengan segala akibatnya.ApakahAnda pernah melihat wajah seseorang, menatap matanya, tanpa adanya reaksi dalam hati anda?

Dom John Main mulai karangannya mengenai "In Times of Anxiety" – "Pada saat kecemasan" dengan membahas segi personal. Kalimat pertama berbunyi : "Dewasa ini orang yang serius di mana saja mulai menyadari bahwa perkembangan rohani, kesadaran rohani, harus dinomorsatukan di zaman kita. Tetapi pertanyaannya ialah: Bagaimana kita menangani ini? Bagaimana kita dapat menempuh jalan ini? " Bagi Dom John Main itu titik tolak untuk membahas peranan penting Meditasi Kristiani dalam menangani persoalan yang sekaligus bersifat personal dan global.

Panitia Seminar Nasional ini melihat apa yang terjadi di dunia dewasa ini dan bertanya bagaimana Meditasi Kristiani dapat menyumbangkan sesuatu untuk ikut memecahkan per-sonalan global itu yang mencemaskan. Dengan kata lain : segala gejala buruk seperti korupsi, terorisme, fanatisme, partai-isme di sekitar kita di Indonesia atau krisis ekonomi global, penindasan ekonomis dari bagian dunia yang makmur terhadap bangsa-bangsa yang kekurangan, perdagangan manusia, mempekerjakan anak-anak, perlombaan senjata, perselisihan dan peperangan yang tiada hentinya di muka bumi dst. Sebagai-mana sudah saya katakan, visi Dom John Main dan pandangan Panitia berkaitan satu sama lain.

Banyak orang melihat bahwa akar segala masalah itu terletak di dalam hati manusia. Ada ungkapan yang dengan singkat menjelaskan ini :"Perbaikilah dunia mulai dari dirimu sendiri!" Sebabnya ialah karena dewasa ini kita saksikan suatu perubahan nilai-nilai yang luas dan mendalam.Sejak dahulu nilai-nilai dilanggar.Dewasa ini kelihatan nilai-nilai itu disingkirkan.Apa yang dahulu disebut jelek, sekarang seringkali dianggap baik atau berguna. Apa yang dahulu dilihat sebagai pelanggaran perintah Allah, kini dinilai sebagai pilihan bebas manusia. Contohnya cukup banyak. Ingat saja akan persoalan-persoalan yang sekarang diperjuangkan di pelbagai negara seakan-akan termasuk hak-hak azasi manusia: aborsi, euthanasia, perkawinan sesama jenis dll.

Jangan kita menganggap perubahan ini sebagai sesuatu yang hanya terjadi di dunia Barat.Apa yang hari ini diperjuangkan di sana, dalam masa mendatang akan berpeng-aruh di sini. Dunia menjadi makin kecil. Betapa mudah perilaku Barat merebut masyarakat kita! Dengan perembesan teknik, nilai-nilai pun masuk ke dalam hati orang dan masyarakat.Alat komunikasi yang bisa berharga untuk mempersatukan dan merukunkan umat manusia, bisa juga membawa dampak amat buruk. Ingat saja akan pemberitaan melalui tayangan televisi, pengaruh film, komputer dan hp dengan segala kemungkinan baik dan buruknya. Kemajuan teknik ini amat baik, namun apa yang baik dapat disalahgunakan. Betapa besar perubahan suasana dalam beberapa tahun saja pada kaum muda yang masih belajar dibangku sekolah menengah! Bukan materi yang merusak nilai, tetapi hati manusia merusak nilai materi!

Akar perubahan nilai harus dicari di dalam hati manu-sia.Kita bisa bertolak dari rencana Tuhan sebagaimana diung-kapkan dalam buku Kejadian. Kisah ciptaan tidak mau menginformasikan kita tentang bagaimana semuanya dicipta-kan oleh Allah, melainkan bahwa semuanya itu berasal dari Kuasa Allah dan bahwa tujuannya a.l. cara bagaimana manusia harus berperan di bumi ini. "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusaha-kan dan memelihara taman itu .Manusia diciptakan untuk memelihara bumi, bukan untuk memboroskan kekayaannya.Tetapi karena perubahan nilai ini manusia mulai bertindak sebagai penguasa yang dengan sewenang-wenangnya membo-roskan kekayaan bumi ini. Coba lihat betapa sulit dan lamban jalannya perundingan pimpinan negara-negara untuk mengambil keputusan tentang tindakan yang dapat menjamin masa depan kekayaan bumi bagi anak-cucu. Ada kepentingan ekonomis yang dinilai lebih penting daripada pelestarian bumi. Saya hanya menyebut beberapa persoalan di bidang ini : polusi tak dikendalikan, kekayaan bumi dihabiskan, dengan resiko bumi beserta penghuninya dirugikan. Apa yang terjadi dekat kita di daerah Porong-Sidoarjo (Lapindo)?

Bila kita meneliti sebab-musabab semua tindakan destruktif ini kita akhirnya kembali kepada tiga kekuatan dalam diri manusia yang karena tidak dikendalikan, mengakibatkan segala hal negatif itu: keinginan untuk merebut kekuasaan, kekayaan dan kesenangan. Dengan kata lain, manusia masih tetap menjadi korban nafsunya yang tidak mau diaturnya. Memang mutlak perlu kita memerangi dan mengalahkan egoisme dalam diri kita.Kita kenal tujuh pokok dosa.Disebut pokok dosa karena kebanyakan dosa bersumber disitu. Sebabnya tak lain dan tak bukan ialah karena nafsu tak kita kendalikan,sehingga menjadi hawa-nafsu. Daftarnya: kesom-bongan, kekikiran, kerakusan, kemesuman, kemarahan, kemalasan dan iri hati. Biasanya kita melihat cacat-cela ini sebagai kekurangan perorangan. Tetapi ternyata nafsu itu berdampak buruk juga dalam hidup bersama: persekongkolan untuk mencapai tujuan egois kelompoknya entah itu di bidang politik atau ekonomi. Seandainya perusahaan internasional mengutamakan kepentingan dan kebutuhan orang dan bukan peningkatan keuntungannya, pasti jurang antara bangsa di sebelah utara dunia dengan yang disebelah selatan tidak melebar terus. Seandainya mereka yang berkuasa, benar-benar mau mengabdi kepada Bangsa dan Negara, tidak akan terjadi perbedaan begitu besar antara sekelompok orang yang merebut kekayaan, sering lewat jalan korupsi, dibandingkan dengan kebanyakan orang yang tidak cukup masokannya untuk hidup layak dan mengurus masa depan anak-anaknya.

Mungkin saudara merasa heran bahwa saya uraikan hal – hal ini agak panjang lebar.Tetapi saya yakin bahwa ini perlu kita lihat dan yakini untuk melihat dampak Meditasi lebih jauh daripada hanya perkembangan atau pertumbuhan rohani kita sendiri. Dom John Main pernah menulis sebuah buku berjudul "Community of Love" di mana ia menjelaskan bahwa Meditasi menyatukan orang dengan yang lain karena menciptakan suatu relasi yang menyatukan kita dengan Allah. Disitu ia menulis berkaitan dengan perhormatan khusus kepada Maria (dalam kisah Marta dan Maria) bahwa masing-masing zaman melihat suatu segi dalam pribadi Maria yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan rohani zaman ybs. Tentang kebutuhan zaman kita ini ia menulis :"Maria adalah lambang hidup batiniah yang kaya, sehat dan kreatif bagi zaman kita ini. Orang dewasa ini mencari bagaimana bisa meneguhkan unsur rohani dalam dirinya.Hidup batiniah ini ingin diketemukan kembali pada zaman kita ini, karena hidup secara luas menjadi luntur dalam sistim-sistim pemikiran dan kemasyarakatan sekarang". Dengan satu kata: karena arus sekularisme.

(bersambung)


Pater Laurence Freeman bersama Pater Tan Thian Sing sebagai penterjemah sebelum acara dimulai


Meditasi bersama


Berbagi pengalaman dalam kelompok


Bersama tim penterjemah.


Pater Laurence bersama para imam peserta Seminar


Pater Laurence bersama sebagian biarawati peserta Seminar


Pater Laurence berdiskusi dengan para koordinator kota


Pak Handoyo diterima sebagai novis pertama Indonesia dari Oblat Benediktin untuk WCCM


Sumbangan Panitia untuk Program Kerabat Meditator


Foto bersama pada acara penutupan Seminar.


Acara Meditasi Kristiani di Aula St. Theresia-Jakarta, 1 Desember 2011




Bahan Pengajaran Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: