Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Bahan Pengajaran:

Riwayat hidup John Main
(1926-1982)
(Oleh Stefan Reynolds)

Tradisi mistik bersumber dari Tuhan, yang mewahyukan diriNya melalui pengalaman manusia. Pengalaman ini bervariasi dan sangat kaya seperti yang tampak dalam kehidupan orang orang tertentu sepanjang sejarah umat manusia. “"Sabda”" menjadi “"daging”" selalu muncul dalam keunikan orang tertentu pada masanya. Memang ada perbedaan antar individu tapi juga ada benang merah yang menghubungkannya. Tradisi diturunkan, berkembang dan menjadi ajaran, suatu ajaran yang hidup.

Kesinambungan dan penyesuaian dari tradisi mistik ini dapat dilihat dalam kehidupan Pastor John Main. Dari tradisi doa para rahib abad ke empat ia mengambil spiritualitas monastik keluar dari dinding biara. Ia memperlihatkan bahwa “"doa murni”", doa yang dilakukan tanpa berpikir atau berimajinasi merupakan suatu panggilan universal, merupakan milik umat Kristiani dan buah rahmat dari pembaptisan. Dengan demikian tradisi doa monastik seperti bak penampung yang mengalirkan air keluar dari bak agar dapat digunakan oleh semua orang. Relevansi universal dari tradisi doa monastik tersebut mempunyai dimensi yang lebih luas sehingga Meditasi Kristiani berkaitan juga dengan tradisi meditasi lainnya dari dunia Timur.

Pada tahun 1950 John Main belajar bermeditasi dengan menggunakan mantra dari seorang pandita Hindu di Malaysia. Kemudian ia juga menemukan tradisi yang sama didalam konperensi para bapa padang gurun yang dicatat oleh Yohanes Cassianus.

Doa yang diajarkan oleh Pastor John Main bukan teoritis semata tetapi berdasarkan pengalaman nyata. Perhatian utamanya ialah untuk mempertemukan umat manusia dengan Tuhan didalam keheningan batin mereka. Dalam era globalisasi, dialog antar agama menjadi sangat penting. Pastor John Main merasa bahwa doa dari tradisi monastik merupakan jawaban yang praktis untuk mengatasi keterasingan antar umat manusia dan kebutuhan akan komunitas dalam masyarakat dewasa kini.

Didalam buku ”"Word into Silence”" ia menulis :
Misi Umat Kristiani modern ialah membuat orang-orang masa kini lebih peka terhadap kehadiran roh di dalam diri mereka sendiri...Tugas kita yang pertama, adalah menyadari panggilan kita dalam kebersatuan dengan seluruh umat manusia, untuk menemukan roh kita yang menjadi penghubung dengan Roh Tuhan. Hanya didalam terang cahaya Roh Kudus umat manusia akan menemukan rohnya sendiri secara penuh.

Pastor John Main menekankan pentingnya menemukan Tuhan melalui pengalaman pribadi dengan suatu cara berdoa yang diperkenalkan kembali bagi umat Kristiani sehingga Pastor Bede Griffiths menamainya sebagai pembimbing spiritual yang paling penting dalam Gereja pada masa kini. Perjalanan hidup Pastor John Main merupakan contoh dari pengajarannya. Ia bergerak sama seperti dalam sebuah labirin dimana untuk menuju PUSAT harus melalui jalan yang berputar putar. Satu hal yang penting adalah tetap setia dalam mengucapkan mantra.

Ia dilahirkan pada tahun 1926 di London dari keluarga Irlandia. Ia diberi nama Douglas; John adalah nama yang digunakannya ketika masuk biara. Douglas masuk tentara pada tahun terakhir perang dunia ke dua. Ia bekerja sebagai ahli radio pada unit intelijen. Ia bekerja di garis belakang dan bertugas untuk menunjukkan dengan tepat lokasi sinyal radio dari musuh. Lama kemudian ia menggunakan pengalaman ini untuk menerangkan tentang mantra. Ia mengatakan pada waktu itu ia bisa menentukan lokasi lebih tepat dengan menggunakan ”"quartz crystal”". Sama halnya dengan mantra yang menolong seseorang untuk tidak melantur selama berdoa dan untuk selalu seirama dengan panjang gelombang (frekuensi) Yesus, kata atau gema dari Tuhan yang bergetar di dalam diri kita dan semua mahluk ciptaan lainnya. Mantra menolong kita untuk menemukan tanda kehadiran Tuhan, doa Yesus di dalam hati kita, panjang gelombang (frekuensi) yang menghubungkan kita dengan Bapa.

Barangkali menarik untuk melihat bagaimana Pastor John Main menggunakan perumpamaan untuk menentukan sinyal dari musuh ini dalam rasa humor yang agak nakal. Misalnya pada waktu perang ia dan saudaranya berada di atap rumah mereka untuk melihat matahari terbenam. Di jalan ada sebuah perberhentian bus yang dipenuhi oleh orang yang hendak pulang kerumah.Dengan suara keras ia berteriak: Bom, Bom. Orang-orang segera berhamburan, dan ia sangat terkesan oleh kekuatan dari satu kata- seperti halnya dengan kekuatan mantra untuk menghilangkan pelanturan pikiran kita.


Bahan Pengajaran Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: