Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Mar 1:14-20

Egoisme terselubung

Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

  • Albert Camus, dalam bukunya The Fall, bercerita tentang seorang pengacara sukses dari Paris, yaitu Jean Baptiste Clamence. Dalam menjalankan profesinya, pengacara ini terkenal bersih tanpa cela. Ia tidak pernah menerima suap atau bermain curang. Ia membela perkara orang-orang yang miskin dan tak berdaya, tanpa memungut biaya. Ia melakukan banyak perbuatan-perbuatan kecil yang luhur, seperti menolong seorang buta menyeberang jalan. Ia adalah warganegara teladan - bertanggung jawab, berbudi luhur dan dihormati orang.

  • Dan ia sadar bahwa ia adalah seorang yang tulus hati. Namun dalam hati kecilnya ada perasaan bangga dan perasaa puas diri yang berlebihan akan kehebatan dirinya. Ia tidak berhutang apapun kepada siapapun, justru banyak orang yang berhutang padanya. Ia melihat dirinya sebagai seorang manusia yang hebat..

  • Pada suatu malam, terjadi sesuatu yang menyebabkan semua yang dibanggakan di dalam hidupnya berhenti. Ketika ia menyeberangi sebuah jembatan, ia berpapasan dengan seorang perempuan muda. Beberapa saat kemudian ia mendengar suara seperti seseorang terjatuh ke dalam air, dan teriakan minta tolong. Ia mendengar teriakan itu, namun ia tidak berbuat apa-apa. Ia pergi perlahan-lahan, dengan rasa gemetar karena ia kedinginan dan ketakutan, dan ia tidak menceritakan kejadian ini kepada siapapun.

  • Namun kejadian ini bepengaruh buruk sekali terhadap dirinya. Gambaran diri sebagai seorang yang baik dan penuh kebajikan, sekarang hancur lebur. Mengapa ia tidak kembali untuk menolong perempuan yang tenggelam itu? Tiba-tiba ia melihat dirinya sendiri seperti apa adanya - sebagai seorang yang besar kepala, seperti seorang pemain sandiwara, seorang yang sombong, angkuh, pemarah, penuh nafsu dengan egoisme terselubung. Karena ia tidak sanggup menghadapi apa yang baru ia temukan tentang dirinya sendiri itu, ia lalu menutup kantornya dan menjerumuskan diri ke minuman keras dan perbuatan asusila. Akhirnya ia seringkali mengunjungi bar-bar, dimana ia mencoba menceritakan pengalamannya kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Namun semuanya itu sia-sia, karena dalam dunia ini tidak ada jalan untuk menolong dia kembali dari keterpurukannya, tidak ada jalan keluar. Demikianlah akhir dari cerita itu.

  • Jebakan dari egoisme terselubung ini sangat berbahaya, terutama bagi orang-orang yang menganggap dirinya saleh. Kita, yang merasa memberikan pelayanan dengan 'cuma-cuma', sering menerima penghargaan namun penghargaan yang berlebihan justru merusak kita. Penghargaan itu bisa dalam bentuk pujian yang berlebihan yang kita berikan pada diri kita sendiri dan kekaguman pada diri kita yang kita terima dari orang lain.

  • Dalam Injil minggu ini, kita mendengar Yesus memulai karya-Nya dengan memberitakan Injil Allah. "Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil." Apa arti Injil Allah ini? Artinya bahwa ada pengampunan dan pemulihan. Seseorang dapat menemukan dirinya sendiri yang sebenarnya, bahkan setelah suatu 'malapetaka' yang besar, atau justru melalui 'malapetaka' itu sendiri. 'Malapetaka' - misalnya suatu kegagalan dalam usaha, atau putusnya hubungan cinta, atau dosa pribadi yang berat - mungkin justru itu yang kita perlukan untuk membuka mata kita untuk menemukan diri kita yang sebenarnya.

  • Seringkali doa yang diajarkan kepada kita selama ini digunakan untuk memohon bantuan kepada Allah untuk mendapatkan apa yang menjadi kebanggaan atau egoisme terselubung kita. Kita memberitahu Allah apa yang butuhkan agar kita dapat lebih berkuasa, lebih terhormat, dan lebih kaya dan kita merasa dikhianati oleh Allah jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebaliknya, dalam meditasi, kita tidak meminta apa-apa. Kita hanya tinggal dihadirat Allah. Dan tidak mungkin seseorang tinggal dalam keheningan dengan tetap menghidupi egoisme terselubung itu. Kita tidak mungkin merasa nyaman tinggal dalam keheningan dengan tidak menghidupi kejujuran dalam batin kita.

  • Banyak di antara kita akan mengenali dirinya dalam diri pengacara dari cerita Camus itu. Tidak perduli bagaimana kita menampilkan diri kita kepada orang lain, dalam batin kita yang dalam kita tahu bahwa kita bukanlah sebagai seseorang seperti yang seharusnya. Kita semua pasti pernah mengalami jatuh dan kegagalan. Kabar Baik yang kita terima adalah bahwa kita tidak terbelenggu seumur hidup oleh masa lampau kita. Kita selalu masih dicintai oleh Allah dan kasih ini tidak bersyarat. Kadang-kadang Allah membiarkan kita jatuh supaya kita dapat melihat diri kita yang sebenarnya. Kasih Allah, kerahiman dan pengampunan-Nya dapat kita peroleh, jika hati kita terbuka dan mau menerimanya. Kita memang orang berdosa, tetapi kita adalah orang berdosa yang telah diampuni. Latihan meditasi menbantu kita, orang-orang yang mempunyai egoisme terselubung ini, untuk pertama-tama mengenali sifat egoisme kita, kemudian kita menerima suka cita yang luar biasa karena diampuni. Latihan meditasi membantu kita untuk dapat menyangkal diri dan melepaskan segalanya, serta benar-benar mengikuti Yesus "menjadi penjala manusia" seperti murid-murid dalam Injil minggu ini.




Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: