Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Sabtu Minggu ke-4 Prapaskah (2012)

Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia… Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.

Ketika orang-orang maju untuk menerima komuni saat Misa, cara mereka menerimanya seringkali menggambarkan sifat gereja mereka dan juga menyatakan karakter individu dalam saat-saat pengungkapan yang singkat itu.

Orang-orang yang lebih muda cenderung membuat kontak mata dan sering tersenyum, mencari hubungan pribadi. Lalu yang lain, biasanya umat yang tua yang datang seolah-olah mereka memiliki senjata atau bahwa Allah akan menyerang, bahkan melukai mereka karena menerima komuni, saat mereka tidak berada dalam rahmat murni gabungan dari Mother Teresa dan St. Fransiskus. Juga ada orang-orang yang terlalu gengsi atau maskulin untuk menunjukkan ketaatan, jadi mereka mengambil hosti dan segera pergi. Atau mereka yang lebih saleh mungkin maju dengan berlutut dan memaksa agar anda meletakkan hosti di lidah mereka.

Keragaman orang-orang dan alasan-alasan mereka yang tampak jelas saat maju menerima komuni mungkin membuat anda bertanya-tanya dimana persatuan itu seharusnya ada. Namun semua relasi yang benar melakukan hal itu - membuat kutub persamaan dan perbedaan tetapi tidak menyerah pada potensi untuk bersatu. Keragaman semacam itu merupakan tanda betapa luasnya undangan Yesus untuk 'datang pada-Ku' telah dibagikan. Tak seorangpun yang ditolak sekalipun pada awalnya mereka tidak mengerti apa yang mereka terima.

Kita bermeditasi setiap kali adalah karena pada dasarnya kita percaya dan mengetahui - pada inti keberadaanku yang dalam - ada satu hal yang saya yakini dan berharap meskipun saya tidak dapat melihat, menyentuh atau menggambarkannya. Saya tahu dan saya tidak tahu. Artinya saya mungkin pada saat itu merasa konyol. Saya bisa saja gagal melihat alasan di balik segala hal tersebut atau bahwa mereka ada hanya untuk membantu saya supaya lebih dekat dengan pusat yang sulit untuk dipahami.

Demikian juga, saya mungkin bermeditasi di mana saja ditengah berbagai pendapat pada setiap hari tertentu. Yang menjadi masalah bukanlah penampilan yang dangkal pada tingkat perasaan melainkan kesatuan pada tingkat yang dalam yang sudah ada dan merupakan kekuatan daya tarik yang besar.

Kita mengucapkan mantra dengan sederhana sehingga kita dapat meninggalkan semua analisa mengenai kesadaran diri. Hanya pada saat kita sekali saja menghirup udara dari roh yang murni selama pencarian ini, maka kita dapat melihat diri kita sebagaimana kita adanya.

Laurence Freeman OSB

Diterjemahkan oleh Fransiska Hadiprodjo


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: