Tubuh tidak berbohong dan tidak pernah melupakan. Pikiran - sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan karena pikiran bekerja di berbagai tingkatan yang hampir tidak pernah berhubungan satu sama lain. Dan pikiran, seperti yang kita lihat lambat laun hilang oleh karena pikun, yang mudah dan dengan cepat tidak dapat berpikir lagi.
Jadi, mengapa kita beranggapan bahwa pikiran dapat membawa kita lebih mendekati kebenaran dibandingkan tubuh? Hanya khayalan yang menganggap kebenaran itu abstrak, tak berwujud. Bethlehem dan Padang Gurun merupakan godaan Yesus, Salib dan Kebangkitan membebaskan kita dari gagasan tersebut.
Saat ini kita masih di padang gurun, melawan godaan pikiran dari pemisahan dan khayalan (kekuasaan, ketenaran, pengendalian, dan kepemilikan yang memikat ego). Kita belajar untuk melatih ketaatan fisik sehingga kita dapat terbebas dari kelekatan akan hasrat sekunder yang dapat menggantikan hasrat kita yang terdalam.
Dengan cara ini kita belajar untuk menemukan dan merangkul hasrat sejati itu, yang dapat dicapai hanya dengan merangkulnya, jangan pernah merenggut dengan gambaran untuk pemenuhannya. Hanya dengan menghadapinya sebagai kekosongan dari ketidak sempurnaan dan kerinduan kita, kita jatuh dalam kemiskinan rohanidan akhirnya menuju kekayaan . Hanya dengan melepaskan hasrat kita dapat memenuhinya.
Namun kebiasaan lama sulit dihilangkan, Prapaskah sampai tahap ini telah banyak sekali mengajarkan kita. Seperti bangsa Israel yang putus asa ditengah perjalanan mereka di padang gurun karena mengingat kembali saat-saat mereka terjamin menjadi budak: Kita masih ingat ikan yang kami makan tanpa membayar di Mesir, ketimun, melon, daun bawang, bawang Bombay dan bawang putih. Masalahnya adalah ingatannya dan bukan saat kini yang mereka - dan kita juga - kenang sebab kita tidak tahu wujudnya hanya memikirkan tentang dunia materi saja.
Semakin kita dipenuhi pada saat ini, semakin kurang kita membayangkan dan semakin banyak kita melihat. Itulah sebabnya dalam meditasi seperti halnya dalam Ekaristi, kita sebenarnya makan dan minum. Dan inilah sebabnya sikap tubuh maupun perhatian penuh, merupakan 2 hal yang penting ketika kita belajar meditasi.