Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Suatu angan-angan yang tak masuk akal dan tak bisa diterapkan. Bagaimana mungkin sistem pemerintahan atau organisasi benar-benar dilaksanakan berdasar prinsip ini?
Pastilah setiap orang yang diberi kepercayaan dengan kekuatan dan kekuasaan menyatakan dirinya melayani masyarakat. Kita semua seolah-olah berlaku seolah-lah menjadi lebih rendah hati dari keadaan yang sebenarnya. Tetapi dalam semua hubungan antar manusia, ada yang perannya menonjol dalam dalam kelompok baik yang berada pada golongan yang sama maupun yang saling berlawanan. Dalam banyak kegiatan yang dilakukan, orang ingin menang.
Jadi, sebelum anda tahu apa yang sedang terjadi, pelayanan itu sebenarnya adalah garis depan untuk melakukan penyelewengan dan kerendahan hati adalah suatu bentuk penguasaan. Topeng-topeng itu semua telah/ akan dilucuti, seperti yang terjadi di Syria sekarang ini atau di Libya beberapa bulan yang lalu - atau ditempat manapun pemutar balikkan kekuatan kasih telah menyebabkan orang lain terancam. Setiap kejadian pasti ada dua pihak pelaku dan korbannya, dan kejadian ini dapat berlangsung puluhan tahun sebelum mereka yang ditindas bereaksi dan memberontak. Baik dalam keluarga, perusahaan, maupun bangsa-bangsa, kita semua melakukan permainan kekuasaan yang sama.
Jadi dari manakah datangnya ajaran Yesus ini dan diarahkan kemana?
Hubungan yang sehat tentu saja merupakan sebuah proses dua arah dan reaksi dari hubungan yang erat dan beraneka ragam ini mempunyai banyak dimensi. Namun prinsip dasar dari hubungan yang sehat adalah kesendirian. Jika kita tidak dapat menemukan dan duduk di dalam 'kamar' batin kita atau membiarkan kita 'dibimbing ke padang gurun' kita tidak dapat mencegah pelepasan yang dibutuhkan untuk suatu hubungan baik. Kesendirian adalah penemuan kita yang merupakan dasar keberadaan kita yang pada dasarnya samudra dari semua hubungan antar manusia. Hanya saja jika kita rendah hati dengan penemuan itu, kita dapat menyadari bahwa hubungan setiap manusia berakar pada dasar keberadaan itu. Setiap hubungan dialam semesta mencerminkan pusat hubungan itu dengan diri sendiri.
Yesus tidak hanya memberi tahu bagaimana kita harus bersikap. Dia memberi tahu kita bahwa Tuhan itu adalah Kasih.