"Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6: 15)
Inilah contoh persamaan karma yang sederhana yang terlihat jelas dalam pengalaman kita pada tingkat psikologis. Hubungan antara dua bagian (mengampuni dan diampuni) bukanlah merupakan suatu ancaman, hanya penjelasan saja. Bapa tidak menolak untuk mengampuni: hanya saja kita tidak dapat merasakan pengampunan Bapa yang selalu mengampuni dosa kita jikalau kita sendiri tidak mengampuni. Jadi kita perlu memahami apa makna dari pengampunan itu.
Jika saya tidak dapat melupakan tindakan-tindakan dari orang yang telah melukai saya, baik dengan sengaja, tanpa sadar atau bahkan hanya dalam khayalan kita, maka saya akan tinggal membeku dalam waktu. Saya bereaksi terhadap saat kini dari ingatan akan masa lalu yang terus menerus berulang dan tak berubah.
Korban-korban kekerasan atau penganiayaan mengalami penderitaan traumatis ini. Yang kita sebut penyembuhan adalah benar-benar merupakan suatu hadiah besar dari pengungkapan masa lalu yang kita tutup rapat-rapat dan membiarkan pengampunan tersebut menjadi obat penyembuh yang menyentuh tempat yang sakit.
Di dalam dan melampaui tingkat psikologis kita, ada sebuah tempat/ruang rohani. Di sinilah kekuatan misterius yang sangat kuat berkeliling seperti galaksi-galaksi di kosmos. Meskipun mereka itu luas dan kosmik mereka itu ramah dan mereka mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri sendiri- walaupun mereka tidak memaksakan pengetahuan itu pada kita karena hal itu dapat menghancurkan kita.
Masing-masing kekuatan tersebut adalah emisi dasar keberadaan ( dari Bapa). Oleh karena itu pada dasarnya mereka adalah variasi dari energi kasih yang utama. Inilah yang menjadi tujuan meditasi yaitu untuk hidup sepenuh mungkin pada saat kini dan terbuka pada energi ini.
Belajar bermeditasi adalah belajar membiarkan kesadaran akan energi ini menjadi realitas yang tanpa putus memberi informasi setiap pemikiran, kata-kata dan aksi. Untuk mempelajari segala sesuatu kita harus memiliki kerendahan hati untuk mendengar dan kemudian memulai dengan tugas-tugas sederhana dengan keahlian yang kita miliki. Kita harus puas dengan proses ini sama seperti saat kita belajar untuk puas mengucapkan mantra.
Konsekuensi dari pembelajaran ini adalah transformasi/perubahan. Dengan diberi energi kasih kita mendapati diri kita dapat mengampuni karena pengampunan hanyalah istilah lain dari kasih yang berjumpa dengan penolakan yang menimbulkan rasa sakit dan terkoyak dan membuatnya utuh kembali.