Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Rabu Pekan Suci (2013)

'Yudas, yang akan mengkhianatinya; bertanya kembali, 'Bukan saya Rabi, pasti bukan kan?' 'Engkau sendiri yang mengatakannya' jawab Yesus.'

Ada beberapa segi yang mengemukakan tema pengkhianatan dalam kisah Sengsara. Yesus adalah yang dikhianati, jelas sekali oleh seorang murid tertentu. Tetapi Yesus juga adalah orang yang telah mengetahui dan mengungkapkannya dengan jelas. Yudas berpura-pura tidak bersalah dan berkata 'pasti bukan aku' dan Yesus berkata - bukan untuk pertama kalinya - 'engkau yang mengatakannya, bukan aku'. Begitu juga dengan Pilatus dan penguasa-penguasa agamis yang banyak menanyakan banyak pertanyaan kepada-Nya, Dia menghindari jebakan tipu daya mereka dan membiarkan kata-kata mereka sendirilah yang menjadi jawabannya.

Dia tampil sangat percaya diri ditengah-tengah pengkhianatan dan tuduhan-tuduhan palsu yang menghancurkan-Nya. Apa tujuan Yudas tetap merupakan misteri - seperti halnya dengan Iago dalam cerita Othello yang tampaknya mendapatkan kesenangan bagi dirinya sendiri dari kejahatannya. Tetapi jelas pengkhianatan Yesus dengan lambang tiga puluh keping perak sepertinya begitu tak terpisahkan dengan makna takdir Yesus yang menerimanya tanpa rasa sedih ataupun menuduh orang lain. Dia hanya terbuka untuk ini dan menerimanya. Kita dapat membayangkan kesedihan dan sakit hatinya bila dikhianati oleh orang yang dekat dengan anda tetapi Yesus sendiri tidak mengkhianati kedekatan antara mereka. Tidak ada tuduhan yang tidak enak atau bahkan balas dendam dengan menolak balik si pengkhianat.

John Main mengatakan salah satu yang didahulukan dalam pendidikan adalah menyiapkan kita agar dapat menghadapi bila mengalami pengkhianatan. Harapan-harapan dan rencana-rencana kita seringkali mengkhianati kita. Cuaca yang mengecewakan rencana kita pada hari kita akan berdarmawisata. Pesawat-pesawat ditunda keberangkatannya pada saat jadwal kita sangat ketat. Orang-orang yang besar harapan kita pada mereka ternyata mereka sering gagal memenuhinya. Pada tahun-tahun pembentukan diri kita yang paling rentan ketika masa kanak-kanak, kita butuh dilindungi dari dampak-dampak awal suatu pengkhianatan dan kekecewaan hidup yang tak terelakkan. Mengecewakan harapan ataupun ingkar janji pada seorang anak akan berakibat buruk. Kita tahu bahwa kita telah menghadapkan mereka pada kenyataan hidup yang keras. Kita berharap tidak secepat itu, tidak akan begitu merusak, terlalu dini, cara mereka menghadapi dunia. Hidup tergantung pada kepercayaan.

Yudas dan Yesus sepertinya memiliki kedekatan yang aneh dalam kisah ini. Setidaknya mereka berdua saling terbuka. Murid-murid lainnya mengkhianati secara pasif atau hanya melarikan diri. Ketika kita dikhianati seperti ini kita biasanya bertindak tanpa sadar - sebagai korban, sebagai pihak yang dirugikan, sebagai orang yang oleh karena itu kemudian menikmati keunggulan ahlak.

Meskipun demikian Yesus menanggapi secara naluri dari tempat yang berbeda, lebih dalam dari reaksi kejiwaan yang kerumitannya dapat diperkirakan. Dia benar, jujur tetapi tidak menyalahkan. Kasihnya memiliki kesabaran, pelepasan yang tidak rumit. Dia mengampuni tanpa harus menitikkan air mata ataupun perdamaian yang ditonjolkan. Seolah-olah Dia sudah mengampuni bahkan sebelum kejahatan itu dilakukan.

Siapa orang yang mengungkapkan dalam reaksi-Nya terhadap bentuk penderitaan manusia yang sangat mendalam, sekalipun sangat jauh dari kita namun juga sangat dekat?

Oleh Laurence Freeman OSB


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: