![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
Home Kalender Kegiatan Komunitas Renungan Prapaskah 2018 Bacaan Harian Bersama John Main Daily Wisdom Weekly Teaching Newsletter Renungan Bacaan Injil Bahan Pengajaran > > Bahasa Indonesia > > Bahasa Inggris Cara Bermeditasi Pokok Pengajaran Oblat WCCM Kerabat Meditator ![]() ![]() Acara Khusus Jadwal Pertemuan
Berita & Foto Sharing Kepustakaan Tentang Kami Hubungi Kami ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Links: Bahasa Inggris * WCCM * Programme | Bonnevaux Centre for Peace * School of Meditation * Christian Meditation for Priests |
![]() |
![]() ![]() ![]() Berita & Foto: Semoga Kelompok Meditasi menjadi Rumah Spiritual yang Sejati Bagi yang Mencarinya (26-28 April 2013) ![]() Tulisan ini merupakan hasil dari permenungan Retret Meditasi Kristiani dengan pembimbing Romo Vincentius K. Watun OMI, yang diadakan pada tanggal 26-28 April 2013, di "Pondok Remaja Anugerah"dengan tema "MENJADI PRIBADI YANG UTUH " Rumah Spiritual Judul di atas terdapat pada baris pertama "Doa Penutup" yang selalu didoakan para Meditator sesudah Meditasi atau saat Hening selesai. kalimat doa ini bukan merupakan pokok bahasan tapi begitu menjadi istimewa, menarik dan menyadarkan betapa penting dan berharganya "Kelompok Meditasi " Kalimat "Semoga kelompok meditasi ini menjadi rumah spiritual yang sejati bagi yang mencarinya" beberapa kali di ucapkan oleh Romo Vincent dan kami menangkap sebagai pesan Tuhan yang indah dan bermakna, yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Pertemuan Kelompok Meditasi mingguan atau pada hari yang sudah disepakati bersama, akan sungguh menjadi Rumah Spiritual yang dirindukan oleh para Meditator, karena yang menjadi roh dan jiwa yang menghidupi kelompok adalah Roh Allah sendiri. Para Meditator dipersatukan satu dengan yang lain oleh Roh kasih sang pemersatu yang sejati. Kelompok Meditasi kita menjadi rumah Spiritual yang harus kita cintai, tempat menimba kekuatan, damai suka cita dan sumber inspirasi dari segala kegiatan. Seminggu sekali para Meditator bertemu, duduk bersama dengan tujuan yang sama, berdoa dan membaca Kitab Suci bersama, saling memberi dan menerima kekayaan anugerah Allah yang di timba dari Sang Sabda. Dengan Rahmat yang dicurahkan, para Meditator menjadi mengerti, memahami dan mencintai serta membatinkan dalam keheningan di hati mereka. Dalam keheningan para Meditator akan berdoa bersama Roh dan dalam Roh yang telah dan senantiasa berdoa bagi kita. Kekuatan Mantra Untuk masuk kedalam keheningan memang tidak mudah, banyak kesulitan, gangguan dan godaan yang silih berganti. Namun pesan Tuhan " Jangan Takut" pesan ini menguatkan untuk menempuh perjalanan yang penuh tantangan. Pengorbanan harus kita persembahkan sebagai tanda cinta kepada Allah yang telah mendahului mencintai kita tanpa batas. Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup ( Rom 12;1 ). Kedisiplinan seorang murid, kesetiaan untuk terus menerus mengucapkan Mantra selama Meditasi, akan menghantar ketempat Allah bersemayam dan menanti dibait-Nya yang kudus yaitu di dalam hati kita . Sabar menanti datangnya sentuhan rahmat, terbuka dan memberi kebebasan Allah bekerja meskipun kadang kala menyakitkan. Penyerahan total untuk di ubah, dibersihkan dari kerak-kerak yang melekat yang susah ditembus oleh rahmat, yang membuat kita bebal dan tak peka akan kehadiranNya. Jangan takut, Mantra yang kita doakan dengan setia, penuh Iman dan Kasih akan membawa kita kehadirat Tritunggal Maha Kudus. Mantra sungguh mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang mampu menggempur dinding tebal egoisme kita, yang memblokir diri kita yang sejati, yang sering membuat kita sulit menemukan Allah Sang Sumber Kasih. Mantra mampu menghantar kita dihadirat Allah Sang Sumber Cinta. Mantra mampu membawa kita kedalam Dasar Doa Kristiani, ketempat Roh Kudus berada yang siap membantu kita yang berada dalam kelemahan; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah, dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan ( Rom 8; 26 ) Keheningan Bertemu dengan Allah dan tinggal bersama dengan Allah Tritunggal Mahakudus di dalam hati, menjadikan manusia (para Meditator) mengalami 'kasih Allah yang telah dicurahkan kedalam hati oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita (Rom 5; 5)'. Para Meditator mengalami damai, sukacita, cinta yang mendalam. Manusia menemukan dirinya yang utuh, karena manusia mengalami aliran cinta Allah yang tanpa batas, yang mengampuni, yang menyembuhkan, dan yang mengubah manusia menjadi baru. Pengalaman perjumpaan dengan Allah merupakan suatu rahmat anugerah yang luar biasa yang tak bisa dilukiskan. Disini kita tidak ada gangguan apapun, badan dan pikiran sudah menyatu selaras dengan hati/spirit/roh dan jiwa, mau bertelut dihadirat Allah, sadar akan karya agung Allah dalam dirinya. Perjumpaan dengan Allah ini juga pernah dialami oleh Saulus yang mempunyai niat membinasakan pengikut Yesus, tapi Rahmat Allah berkenan mengubah Saulus menjadi Paulus bahkan menjadi Santo Paulus. Jadi kalau kita merasa orang lemah dan berdosa jangan takut berdoa Meditasi, jangan takut untuk berjumpa dengan Allah Saulus yang sudah diubah oleh Yesus, menjadi St Paulus ini menjadi orang yang berkobar penuh semangat untuk mewartakan kebenaran Allah tanpa takut resiko yang berat dengan menyerahkan nyawa demi melaksanakan tugas pewartaan dari Allah. Para Meditator yang mengalami aliran cinta yang mendalam dari Allah Sang Penciptanya, tak mampu berkata apa-apa, hanya duduk diam dalam keheningan yang menyelimutinya, dan menikmati aliran kepenuhan cinta yang luar biasa. Cinta itu menggetarkan, cinta itu membakar, cinta itu memberikan kekuatan dan keberanian untuk diutus. Disini Meditator menemukan dirinya yang utuh secitra Allah. Manusia yang memiliki pribadi yang utuh, adalah manusia yang telah mampu berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan sesama dan berdamai dengan Allah. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang tak tergoncangkan, tegar dan seimbang, yang mampu menyelaraskan antara doa dan karya (kontemplatif dan aktif) yang ada dalam dirinya, tanpa ada jurang pemisah. Tugas-tugas perutusan yang diterimanya dialami sebagai anugerah yang menggembirakan dan membahagiakan dan bukan beban yang menekan hidupnya, karena merupakan buah dari perjumpaan dengan Allah dalam keheningan yang sejati. Manusia yang memiliki pribadi yang utuh adalah manusia yang mampu bersyukur dan mengungkapkan syukurnya yang mendalam didalam perayaan Ekaristi, dan Perayaan Ekaristi ini disadari sebagi puncak dan sumber hidup. Rahmat dan kekayaan cinta harus mengalir ke dunia sekitarnya dalam bentuk tugas pekerjaan, dalam bentuk tegur sapa dan kata penghiburan, perhatian dan berbela rasa terhadap orang lemah dan tersingkirkan. Dalam keheningan sejati , inilah para Meditator akan di bentuk oleh Allah sendiri dalam doa kontemplasinya menjadi seorang pribadi yang mampu menyadari kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam kelompok Meditasi, para Meditator dipanggil untuk saling mensharingkan pengalaman akan Allah dan anugerah - anugerah Roh Kudus yang diterima dengan cuma-cuma. Dengan demikian Betapa berharganya kelompok Meditasi yang bisa dan mempunyai kesempatan bertemu seminggu sekali. Kelompok ini sungguh akan menjadi "Rumah spiritual yang sejati " bagi yang mencari nya. Salam kasih dari Sr.Ignatio OSU, dan teman-teman BSD Peserta Retret tgl 26-27-28 April 2013 dipondok Remaja Anugerah (Bp.Hengky, Bp.Hery, Bp.Gunawan, ibu Danny ) Berita & Foto Lainnya:
|
![]() |
![]() Meditasi Kristiani Online: Praktek dan Pengajaran Singkat Six Week Week 1: ![]() Week 2: ![]() Week 3 ![]() Week 4 ![]() Week 5 ![]() Week 6 ![]() Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia ![]() YOUTUBE: ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |