Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Rabu Minggu ke-3 Prapaskah (2013)



Roh manusia merindukan untuk menghirup udara kebebasan. Kita tersinggung jika ada paksaan atau pembatasan yang dibebankan pada kita oleh orang-orang atau lembaga tertentu, oleh orang tua, firaun ataupun presiden. Kita mempertahankan kebebasan lama kita dengan banyak kata-kata muluk. Kita membom, menganiaya dan berbohong ketika mempertahankan kebebasan.

Bagi kebanyakan dari kita sekarang - terutama Katolik Roma yang saat ini sedang terpuruk dan disorot- lembaga keagamaan dan kepemimpinan mereka telah gagal untuk memahami dan menjadi saksi pentingnya makna kebebasan tersebut. Tanpa pemahaman tersebut tidak ada kesaksian murni, hanya sok alim dan berlagak gaya. Bagaimana, seandainya, kita dapat menyatakan dan mempertahankan kebebasan sementara kita menolak diskusi terbuka untuk membahas pertanyaan-pertanyaan yang umumnya kita bicarakan setiap hari? Bagaimana sampai kita tidak mengetahui adanya kesetaraan sejati dibidang gender, pengarahan seksual dan status dalam lembaga adalah kebebasan yang tidak dapat diperbincangkan?

Lembaga-lembaga, baik agama maupun politik, gagal dan membuat kita marah dengan struktur kekuasaan mereka yang degil dan dengan senang hati beranggapan mereka berhak untuk memerintah. Jadi kita membuat jarak dengan mereka. Tetapi ternyata kita dikucilkan. Kebebasan tidak dapat dipertahankan atau dinikmati sendirian. Kita membutuhkan komunitas dan komunitas membutuhkan suatu ukuran organisasi seperti yang dipahami oleh St. Benediktus. Secara rohani, kita disaat krisis masa kini mengusir banyak orang tunawisma ke jalanan dan membentuk banyak kelompok pengembara. Dan beberapa, tentu saja, kembali ke lembaga yang gagal tersebut dan menyerahkan kebebasan mereka sebagai ganti untuk mendapatkan rasa aman.

Kisah-kisah Kristiani yang memelihara dan mengajar kita setiap hari selama masa Prapaskah ini terus menerus kembali ke mitos padang gurun. Mereka bertanya pada kita apakah kita sudah menemukan padang gurun kita? Apakah anda menerimanya sebagai tempat pembelajaranmu? Apakah anda tahu peraturan yang menentukan keselamatan hidup di padang gurun? Apakah anda sudah belajar untuk mengembara dengan bebas di dalamnya serta mengenali pola yang terbentuk oleh berbagai arah yang telah anda tempuh?

Apakah meditasi anda sudah mengajarkan anda bahwa kebebasan bukanlah hanya hak kita untuk latihan. Padang gurun itu adalah suatu negara tersendiri. Suatu dunia dengan suasana lingkungannya tersendiri. Tempat roh berada di situlah ada kebebasan.

Oleh Laurence Freeman OSB


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: