Latihan jenis ketiga yang mengungkapkan dan memperdalam meditasi selama masa Prapaskah - Memberi.
Memberi yang sejati/tulus adalah sebuah pencapaian yang langka. Biasanya kita memberi melekatkan tali-tali yang tidak tampak. Kita mungkin mengharapkan suatu balasan pemberian balik, penghargaan, pengakuan, ucapan terima kasih atau sekedar menikmati perasaan bahwa kita adalah orang yang murah hati dan baik. Jika kita tidak mendapat pengakuan kita merasa wajar saja kalau kita sakit hati atau tersinggung.
Yesus berkata ketika memberi tangan kiri kita tidak boleh tahu apa yang tangan kita lakukan. Suatu perintah yang sulit, menjadi sangat sederhana dan lepas diri dengan sadar. Pada dasarnya hal ini sama pentingnya dengan datang bermeditasi melepaskan tuntutan dan harapan kita, mengucapkan mantra seperti seorang anak kecil. Para guru padang gurun menganggap: rahib yang tahu bahwa dirinya sedang berdoa berarti tidak benar-benar berdoa; rahib yang tidak tahu bahwa dia sedang berdoa berarti sungguh-sungguh berdoa.
Dalam budaya kejiwaan seperti sadar diri dan evaluasi diri kita ini, sungguh sulit untuk memahami maknanya bahkan lebih sulit lagi untuk mempercayainya sebagai suatu kebijaksanaan. Bukankah ini bertentangan dengan kebajikan sadar -diri dan kenal- diri? Namun jika kita tidak belajar untuk mencicipi kebijaksanaan ini sendiri (dalam bahasa Latin, kebijaksanaan adalah sapientia, dari kata sapere yang artinya mencicip) kita akan tetap terkurung dalam ikatan- diri sipemberi yang sadar-diri yang memberi tetapi tidak dapat melepaskan pemberian yang mereka berikan.
Setiap tindakan memberi yang sejati merupakan alat untuk pemberian diri. Ketika kita sudah merasakan pemberian yang seperti ini kita tahu bahwa ini tidak diukur berdasarkan benda yang diberikan. Dampaknya adalah untuk mengubah diri kita dengan membangkitkan kemampuan berikutnya yaitu memberikan diri kita sendiri. Memberi adalah inti misteri Paskah yang sedang kita persiapkan untuk masuk lebih dalam lagi selama masa Prapaskah.
John Main suatu kali mengatakan persiapan terbaik untuk meditasi adalah kebiasaan untuk melakukan tindakan kecil kebaikan. Memberi pada orang lain, tanpa diminta dan tanpa meminta imbalan apapun; baik itu berupa uang atau benda atau juga waktu. Memberi senyuman dan ucapan terima kasih pada seorang sopir bus yang kelelahan atau pembersih kamar kecil. Memberi semacam itu berkat latihan oleh mantra guna membawa cahaya keemasan bagi dunia yang menjemukan atau menyedihkan.