Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Jumat Agung (2012)

Apa yang ‘good’ mengenai sebuah hari saat seorang pria yang tak bersalah dan baik dihukum atas tuduhan yang direkayasa, dikhianati dan ditinggalkan sahabat-sahabat-Nya, ditolak oleh orang-orang yang kepadanya diberitakan kebenaran, disiksa fisik dan mental, disalib dan dibunuh?

Unsur pertama dari kebaikan tersebut adalah cara-Nya penerimaannya. Ketika hal-hal buruk terjadi kita berusaha untuk mengingkarinya atau kita menjadi orang yang sengit dan penuh kebencian, penuh dendam. Dalam kasus-Nya jelas sekali hal ini tidak terjadi. Dari kedalaman sumber kebaikan dan kasih apa dari dalam diri-Nya yang Dia gunakan untuk menghadapi penindas-Nya dengan pengampunan dan memeluk kejadian tersebut dengan ketenangan jiwa yang mengubah kejahatan yang dilakukan pada diri-Nya menjadi kebaikan bagi orang lain?

‘Hanya Allah yang baik,’ kata-Nya suatu kali kepada seorang pemuda kaya yang mencari hidup kekal tetapi masih terjebak oleh hartanya.

Unsur kebaikan kedua dari peristiwa hari ini adalah dampaknya yang mengubah orang lain. Dimulai pada waktu sejarah, dampak itu muncul dan berlanjut, benar-benar berlanjut untuk mengumpulkan dampaknya. Melalui hari ini sebuah kesadaran baru memasuki dunia manusia dan mulai menggerogoti akar-akar kegelapan dalam jiwa manusia yang memungkinkan kita melakukan hal-hal yang tidak manusiawi kepada sesama dengan melupakan siapa diri kita sebenarnya dan melupakan bahwa sumber ilahi bersumber di dalam diri kita masing-masing.

Jika hal yang terburuk sudah lewat, kita dapat bernapas lega. Dalam kasus ini kita melihat bahwa ada banyak hal yang harus dikerjakan untuk mengeluarkan kemanusiaan dari lingkaran kekerasan dimana kita terjatuh dan yang merupakan dosa asal kita. Kekerasan yang lahir dari penderitaan Kain dan ilusi perasaan bahwa kita tidak dicintai.

Di atas gunung Bere Island berdiri sebuah salib, diam, kokoh, bersinar di malam hari, dengan diam, dengan setia. Tak jauh dari situ, seseorang mendirikan sebuah kincir angin tanpa ijin. Kincir angin tersebut berputar seperti ego dalam angin mengolah keuntungan jangka pendek dengan mengorbankan integritas yang lebih besar. Salib mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada ego dan dengan mengkontemplasikannya dalam hidup kita, merangkul dampaknya yang mengubah, itulah yang membuat Jumat ini ‘good’ (baik/agung).

Laurence Freeman OSB

Terjemahan Fransisca Hadiprodjo


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: