Orang-orang pada umumnya percaya bahwa latihan, seperti meditasi, adalah hal yang baik. Secara fisik dan mental kita merasa lebih baik bila berlatih fisik secara teratur. Tergantung pada watak diri kita, kita mungkin berjuang agar disiplin melakukan latihan harian, ataukia mencari alasan untuk menghindarinya sekalipun kita tahu bahwa kita merasa lebih baik bila melakukannya. Atau, bagi orang yang berkepribadian suka memaksakan kehendaknya, kita menjadi begitu terikat pada latihan tersebut secara berlebihan dan berperan lebih dominan dalam kehidupan kita dibandingkan hasilnya. Tidak pernah merasa puas dengan kata cukup. Anda selalu merasadiri anda lebih pantas dibandingkan orang lain.
Di sini ada sesuatu yang searah dengan latihan rohani. Ada kebutuhan akan disiplin dan manfaatnya yang jelas. Namun hanya sedikit orang yang melakukan secara berlebihan, mencoba jalur cepat agar mendapat pencerahan. Jadilah orang-orang seperti itu kaum ekstrimis rohani semakin ekstrim mereka, semakin menjauh dari tujuannya. Tentunya ada juga kaum ekstrim agamis, tetapi mereka cenderung melarikan diri dari sesuatu yang tidak menyenangkan - baik dari masalah pribadi atau situasi politik - dan mereka menjadikan agama sebagai pembenaran dari segala hal yang mereka anggap dapat membantu mereka. Kaum ekstrimis rohani bukannya tidak dikenal tetapi jarang ada karena taruhannya adalah kesehatan tubuh dan jiwa yang jauh lebih utama.
Jadi jarang sekali ada orang menjadi kecanduan meditasi (namun seperti biasanya, hal ini tergantung pada apa yang anda maksud dengan 'meditasi'). Meskipun demikian alasan yang utama adalah disiplin meditasi termasuk komitmen yang ketat namun tidak berlebihan sebagai jalan tengah dalam segala hal, termasuk latihan rohaninya. Meditasi adalah pengatur yang universal yag membiasakan kita pada roh yang mampu meyesuaikan diri dalam segala hal dan bersedia untuk memperbaiki segala ketimpangan atau kesalahan asalkan kita mau terbuka untuk itu. Meditasi juga merupakan sebuah kesepakatan ketat untuk membuka diri pada kenyataan yang sebenarnya, bukan yang seperti kita tuliskan.
Sikap tidak berlebihan dan keterbukaan. Ini adalah dua sisi tangga menuju kebahagiaan dan kedamaian. Dan setiap langkah yang kita jalani akan memperdalam kemampuan kita untuk mengasihi. Marilah kita berharap bahwa masa 40 hari di padang gurun ini, yang akan segera berakhir, telah memberikan pelajaran pada kita. Jika tidak, kita boleh berterima kasih pada roh, yang telah memadatkan 40 hari menjadi saat sekarang ini, karena hal ini selalu dapat membantu kita untuk menggantikan waktu yang hilang. Itulah penebusan.