"Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna" (Mat 5:48).
Dengan tantangan seperti itu, bagaimana mungkin Kristiani bisa luntur, seperti uang seringkali yang terjadi, menjadi tata krama belaka atau suatu ideologi lain yang bersaing agar menjadi terkemuka di dunia atau bahkan lebih buruk lagi , menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang takut akan pergolakan semangat?
Kesempurnaan itu tidak cuma membingungkan saja. Dalam konteks bacaan tersebut menunjuk pada kasih Allah yang tak terbatas, tidak menghakimi yang diujikan pada kegiatan kemanusiaan berdasarkan kemampuan kita untuk mengasihi mereka yang telah menyakiti atau menolak kita.
Kesempurnaan adalah tempat berlindung bagi agama yang tidak ingin memahami hal ini dan yang lebih memilih memuaskan ego dengan membuat peraturan untuk mendapatkan kenikmatan dengan menjaganya tetapi ada juga yang mendapat kesenangan karena membangkang atau melanggar aturan tersebut.
Jika Allah semudah itu untuk dipahami, hidup kita menjadi jauh lebih mudah. Tidak akan ada kehausan yang tak terpuaskan di pusat keberadaan manusia. Bagaimana kita bisa tahan atas undangan untuk menjadi suci dari seorang yang tidak kita kenal dan yang tidak mau menerima jawaban tidak dan selalu datang kembali tanpa malu meskipun berulang-ulang ditolak+?
Yesus seringkali tidak sabar terhadap murid-murid-Nya - ' karena mereka sangat lambat memahami Nya'. Kita juga melihat penolakan yang sama pada waktu kebanyakan dari kita seharusnya memahami meditasi. Ada banyak buku dan pengajaran yang mengatakan bahwa meditasi itu baik, tentu saja, sebagai persiapan untuk mendengarkan Tuhan. Ini merupakan cara yang saleh untuk kehilangan makna yang penting - tidak jauh berbeda dengan mengatakan ya, meditasi itu baik karena membuat kita dapat tidur nyenyak di malam hari dan menurunkan kolesterol kita.
Memahami bahwa intinya Allah adalah keheningan itu. Tradisi mistik kita mengajarkan hal itu. Tetapi sepertinya lebih mudah untuk mengikuti jalur yang lebih rumit. Lalu mengapa masih tetap membawa meditasi ke dalamnya? Apakah ada gunanya selalu mengulang bahwa ada jalan yang lebih sederhana dan lebih singkat untuk pulang?