Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Jumat Minggu ke-1 Prapaskah (2012)

Segeralah berdamai dengan lawanmu dalam waktu yang baik (Matius 5:25)

Waktu bisa menjadi masalah tetapi juga dapat menyelesaikan masalah. Pertanyaannya adalah apa itu 'waktu yang baik' dan berapa lama diperlukannya?

Mungkin waktu pada dasarnya dapat disalah gunakan. Kita mudah untuk menunda sesuatu yang perlu dan menyangkal yang tak bisa dihindari. Kita mengira akan selalu ada waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal yang harus kita kerjakan. Kemudian kita sadar pada saat terakhir, ketika semuanya sudah terlambat karena waktu sudah habis, sehingga kita tidak dapat berdamai lagi dengan lawan kita atau memulihkan pertentangan yang terjadi di dalam diri kita sendiri atau pertentangan batin kita yang diwujudkan serta tampak dalam relasi kita dengan sesama. Kemudian kita hanya dapat menyelam lebih dalam lagi dibandingkan waktu masuk ke dasar keberadaan diri kita, kedalaman terdalam saat kini. Ada pemulihan di sana, di pusat keberadaan kita. Tetapi sebenarnya banyak penderitaan yang bisa dihindari jika kita melakukannya di saat yang tepat.

Ketika saya menulis ini, pasukan pemerintah Siria kembali lagi mengulang suatu tema dalam sejarah manusia, yaitu pembunuhan orang-orang tak berdosa, perusakan rumah, masa kanak-kanak dan harapannya. Waktunya tidak baik. Sekalipun kita tahu bahwa nafsu penumpahan darah harus dihapuskan dan 'penyelesaian' akan dicapai, namun kesan yang ditinggalkan oleh konflik semacam itu hampir tak terhapuskan. Akibatnya akan lebih berat sekalipun bagi mereka yang belum dilahirkan.

Kita merencanakan hal yang mudah dan menghindari yang sulit. Kita lupa bagaimana mengukur waktu terhadap realita.

Dalam beberapa gambar St. Benediktus lama, digambarkan dia sedang memegang Peraturan di satu tangan dan semacam kayu di tangan lainnya. Beberapa orang mengatakan, kayu itu diperlukan untuk menghukum yang melanggar peraturan. Saya lebih suka memandangnya sebagai tali pengukur, seperti tongkat dirigen, yang digunakan untuk menentukan tempo. Untuk mengukur segala sesuatu harus ada batasan-batasan yang disetujui, ada batas awal dan batas akhir. Begitulah juga caranya menentukan aturan dua periode waktu meditasi setiap harinya.

Laurence Freeman OSB

Diterjemahkan oleh Fransiska Hadiprodjo


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: