PENGAJARAN 18: APAKAH KITA PERNAH BERHENTI MENGUCAPKAN MANTRA?
Pertanyaan tersebut di atas adalah pertanyaan penting yang ditanyakan kepada meditator ataupun pemimpin kelompok. Kita sering kali merasa santai setelah mengucapkan mantra selama beberapa saat. Tetapi jika kita lepas dari mantra, maka kita akan kehilangan rasa damai atau yang kita lakukan hanya ‘merasa diri kudus’ atau ‘ rasa damai yang merusak’ seperti kata para pertapa Padang Gurun. Disebut ‘merusak’, karena kita sebenarnya tidak berdoa/meditasi lagi dan tidak punya kesempatan untuk menjadi sadar akan kehadiran Allah dipusat keberadaan kita. Ketika kita mengucapkan kata doa kita, kita hanya menikmati hasil relaksasi dan tetap berada di permukaan keberadaan diri kita. Ya, memang menyenangkan merasakan rileks dan melepaskan semua kecemasan dan stres harian kita, tetapi kita tidak benar-benar bermeditasi lagi. Setelah anda selesai bermeditasi mungkin Anda merasa rileks tetapi agak melamun sedikit, tidak sepenuhnya ‘di sana’, tetapi jika Anda bermeditasi dengan benar, Anda akan merasa waspada, terpusat dan bertenaga.
Mungkin Anda mengalami saat-saat diangkat dalam roh dan tidak menyadari apapun, termasuk mantra. Tetapi hal itu adalah sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan. Hal itu adalah karunia sejati dari Allah, suatu rahmat. Kita tidak dapat secara sadar membuat hal tersebut terjadi.
John Main menekankan:
'Ucapkan mantra Anda setiap pagi dan setiap petang selama kurang lebih dua puluh tahun atau lebih. Maka, pada suatu pagi atau suatu petang Anda akan sadar bahwa Anda tidak sedang mengucapkan mantra. Begitu Anda sadar tidak mengucapkannya, mulailah mengucapkannya lagi. Saat-saat Anda ‘tidak mengucapkan’ mantra mungkin hanya beberapa detik, mungkin tiga menit, mungkin selama setengah jam. Tetapi jika Anda sadar bahwa selama setengah jam Anda tidak mengucapkan mantra Anda, yakinlah bahwa Anda tidak bermeditasi, Anda melakukan hal lain! Ketentuan penting yang perlu diperjelas dalam pikiran Anda adalah: 'Ucapkan mantra Anda sampai Anda tidak dapat mengucapkannya lagi.' Begitu Anda sadar bahwa Anda tidak mengucapkannya, ucapkanlah lagi. Cara tradisi biara kuno mengungkapkan 'Rahib yang tahu bahwa dirinya sedang berdoa berarti ia tidak berdoa; rahib yang tidak tahu bahwa dirinya sedang berdoa berarti ia sedang berdoa.'
Ucapkan mantra Anda sedapat mungkin tanpa mementingkan diri Anda: Ma-ra-na-tha. Dan terus menerus ucapkan itu. Lanjutkan terus mengucapkan mantra Anda selama waktu meditasi. Kembali pada mantra jika Anda berhenti mengucapkannya. Jangan hiraukan pelanturan; ucapkan terus kata doa Anda.' (John Main – The Hunger for Depth and Meaning)
John Main juga menjelaskan, bahwa ada proses perubahan yang terjadi secara bertahap ketika mengucapkan mantra Anda. Pertama-tama kita mengucapkan mantra kita dengan pikiran dan dengan suatu usaha, kembali ke mantra dengan lembut setiap kali pikiran kita mengembara; beberapa lama kemudian ketka kita tidak mengucapkannya dengan pikiran lagi, mantra itu bergema sendiri dan kita mendengarkannya dengan penuh perhatian. Akhirnya mantra itu menjadi bagian dari diri kita dan bergema sendiri di dalam hati kita.