Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

PENGAJARAN 14: LABIRIN DI CHARTRES

Ketika Anda memasuki Katedral Chartres yang besar yang didirikan abad ke 13 melalui pintu barat, Anda berjalan masuk dan Anda berada di atas Labirin Peziarah. Labirin tersebut digambarkan sebagai batu hitam di atas lantai nave (bagian tengah) Katedral, di bawah Rose Window (jendela bulat), yang ukuran diameternya tepat sekali. Selama Abad Pertengahan peziarah miskin, yang tidak dapat pergi ke Yerusalem, membuat tempat ‘peziarahan’ buatan dengan simbol jalan dengan berlutut mengikuti semua putaran dan belokan labirin dikatedral mereka sendiri. Di Chartres, seperti halnya dengan di banyak Katedral di Eropa banyak ditemukan desain yang serupa, spiritual mandala ini sangat besar artinya bagi devosi para awam. Beberapa generasi mengalami sukacita ketika tiba di pusat labirin setelah melalui banyak keraguan dan kesangsian.

Jika anda telusuri diagram Labirin dengan jari Anda maka Anda akan memahami alasan John Main menganggap meditasi bukan semata-mata suatu metode doa melainkan suatu peziarahan dan suatu cara menjalani suatu kehidupan. Melakukan peziarahan labirin dengan devosi, seperti meditasi, menerangi perjalanan hidup kita. Seluruh belokan dan jalan mundur dari labirin membantu menempatkan saat-saat acedia dan apatheia, guncangan dan kedamaian yang mendalam, dalam perspektif rancangan perjalanan secara keseluruhan.

Kita mulai dari permulaan. Setiap perjalanan manusia, bahkan perjalanan rohani yang lebih penting dari waktu dan ruang, ada permulaannya yang pasti. Kita tidak jauh dari pusat bahkan sejak semula, tetapi kita harus membuat perjalanan, sebuah proses penyadaran dan penemuan diri sebelum kita dapat menemukan diri kita sudah dan selalu berada di pusat. Pada awalnya kita sepertinya dapat langsung sampai ke pusat, tetapi kemudian kita menjumpai pola pengulangan belokan dan tikungan yang menguji dan memperdalam iman kita. Mereka dapat membuat kita sepertinya kehilangan pijakan, berbalik lagi; dan setelah bermeditasi bertahun-tahun kita mungkin berpikir bahwa kita tidak membuat kemajuan apapun, kecuali dalam hal kedewasaan iman kita, yang merupakan arti penting dari pertumbuhan rohani. Iman inilah yang kemudian menunjukkan kepada kita bahwa liku-liku dan belokan perjalanan bukanlah cara Allah mempersulit hidup, melainkan cara seorang guru yang penuh kasih dan bijak untuk melepaskan simpul-simpul hati kita.


Labirin menunjukkan pada kita kebijaksanaan untuk tidak berusaha mengukur kemajuan kita: tepatnya perjalanan tersebut bukanlah sebuah garis lurus dan pikiran melainkan sebuah putaran dan rohani, seperti uliran pegas. Yang terpenting adalah kepercayaan mengetahui bahwa kita dalam perjalanan. Jalan menuju pusat itu sempit namun membawa kita pada sumber kehidupan. Hidup itu abadi pada sumbernya. Kita harus tetap berada di jalan tersebut. Jika kita berusaha untuk curang dan melompat dari tempat kita berada ke tempat yang kita inginkan tanpa melalui jalan yang harus kita lalui, kita akan tersesat dan bingung. Tetapi kita dapat memulainya lagi dari titik manapun. Kasih Allah yang selalu hadir dapat dialami secara langsung dalam konsistensi jalan ini dan dalam penemuan terpenting pada pusatnya, ini akan menunjukkan arti perjalanan yang telah kita buat. Kita hanya perlu terus maju dalam iman. Siapa yang mencari akan mendapatkan.

Meditasi adalah jalan. Pertama-tama, meditasi adalah sebuah jalan pengalaman dan bukan jalan pemikiran atau imajinasi. Bahkan sebuah simbol seperti labirin menunjukkan hal ini. Simbol seperti Labirin Peziarah di Chartres, meskipun kaya maknanya, benar-benar dapat dipahami jika dilihat dengan menunjuk dari atas simbol itu sendiri dan bersamaan dengan di luar dunia yang ada tanda-tanda itu. Melihat gambar labirin dan menelusuri perjalanan ke pusat dengan jari anda sungguh sangat berbeda jauh dengan benar-benar melakukannya dengan jalan berlutut. Oleh karena itu betapa berbedanya latihan harian meditasi dengan semata-mata hanya membaca atau membicarakannya saja.

Laurence Freeman OSB
Disarikan dari: 'Christian Meditation Newsletter', Maret 1992


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: