Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Pengajaran 9: LATIHAN (3) PIKIRAN, PIKIRAN DAN SEKALI LAGI PIKIRAN

Apa yang harus dilakukan bila pikiran-pikiran menyerbu masuk ketika Anda merindukan keheningan batin? Sebuah gambaran memasuki pikiran: saya ingat beberapa tahun yang lalu saya mendengar ada sebuah iklan mengenai meditasi. Pada poster ada gambar seorang guru India yang sedang berdiri, dalam busana dan penampilan yang khas, di atas papan selancarnya, dengan keseimbangan sempurna, diayun ombak. Di bawahnya tertulis: Engkau tidak dapat menghentikan ombak bergulung, tetapi engkau bisa belajar berselancar!

Kita tidak dapat menekan ataupun menyingkirkan pikiran-pikiran kita; karena selalu ada seperti halnya ombak. Kita harus menerimanya sebagai bagian dari diri kita jadi berayunlah dengan trampil. Dalam meditasi Kristiani, papan selancar kita adalah mantra. Ada saat-saat pikiran kita tenang; pikiran kita diam, kita beristirahat dengan damai di atas papan selancar kita. Disaat lain ada begitu banyak pikiran berputar-putar di sekitar kita sehingga kita kehilangan mantra kita. Tetapi kita perlu bertekun; setiap kali kita terjatuh dari papan selancar kita, kita balik lagi ke atasnya.

Tradisi kita menekankan pikiran-pikiran itu tak terhindarkan : 'Seorang rahib mendatangi Imam Abba dan berkata: 'Banyak pikiran-pikiran pelanturan masuk dalam pikiranku, dan aku dalam bahaya oleh karenanya.' Lalu Abba tua itu mendorongnya keluar ke lapangan terbuka dan berkata: 'Bukalah bajumu, bertelanjang dadalah dan tangkaplah angin masukkan kedalamnya.' Tetapi rahib itu menjawab: 'Saya tidak dapat melakukan yang ini.' Maka Abba itupun berkata kepadanya: 'Jika engkau tidak dapat menangkap angin, engkaupun tidak dapat mencegah pikiran-pikiran pelanturan itu masuk kedalam kepalamu.' (Pepatah dari Bapa Padang Gurun)

Jika pikiran-pikiran tetap melanturkan Anda dan menjauhkanmu dari mantra, sebut saja mereka: pekerjaan, berbelanja, teman-teman dan sebagainya, atau 'pikiran-pikiran'saja, dengan lembut kembalilah pada mantra Anda. Jangan menghakimi, jangan mencela diri Anda; bertemanlah dengan bagian dari dirimu yaitu pikiran-pikiran Anda. Inilah cara untuk belajar menerima diri dengan semua kesibukanmu. Perlahan, pikiran-pikiran Anda akan lebih tenang, tidak begitu menuntut dan saat kita mengucapkan mantra, kita menyadari adanya kesenjangan antara pikiran-pikiran, sehingga memungkinkan mantra bergema tanpa putus. Menerima pikiran-pikiran kita sebagai bagian alami dari diri kita menjadikan kita lebih menerima segala sesuatu apa adanya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita belajar untuk menerima hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita inginkan.

Pernafasan adalah jembatan antara tubuh dan pikiran. Kita tahu bahwa saat kita tertekan atau marah, nafas kita menjadi pendek dan cepat. Ketika tubuh kita beristirahat, nafas kita menjadi pelahan dan pikiran kita diam. Oleh karena itu, jika kita berusaha untuk tenang, tidak hanya tubuh saja tetapi juga nafas kita, kita akan menenangkan pikiran kita juga. Memusatkan pada pernafasan adalah cara yang terbaik untuk meninggalkan dunia luar dan masuk ke dalam batin. Perhatikanlah nafas Anda ketika memasuki lubang hidung. Rasakan udara yang masuk itu dingin, rasakan udara yang keluar hangat; pusatkanlah rasa itu di dekat lubang hidung Anda. Jangan ubah pernafasan Anda, rasakan saja, masuk dingin dan keluar hangat. Hanya bernafas saja.

Latihan-latihan pernafasan ini sangat berguna sebagai persiapan meditasi; begitu nafas sudah tenang, pusatkan perhatian Anda pada mantra. Anda bisa terbantu dengan menggabungkan mantra dengan irama pernafasan Anda, biarkan mantra tersebut hanyut dalam pernafasan Anda, bila ini dapat membantumu mengakarkan mantra dalam keberadaan diri Anda. Tetapi jika hal ini melanturkan atau menimbulkan kesulitan, jangan hiraukan nafas Anda. Berikan perhatian Anda sepenuhnya pada mantra dan terimalah segala sesuatu yang terjadi dengan tenang. Hal ini penting; keheningan batin menciptakan kesadaran dan pemusatan diri yang terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.

Kim Nataraja



Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: