Pengajaran 3: BAGAIMANA JOHN MAIN BELAJAR TENTANG MEDITASI?
John Main diperkenalkan pada meditasi ketika dia bekerja sebagai diplomat pada Dinas Luar Negeri Inggris di Malaysia. Selama bertugas di sana, dia bertemu dengan Swami Satyananda, pendiri 'Pure Life Society', yang secara rohani hidupnya untuk melayani sesama. John Main sangat terkesan dengan ketenangan dan kesucian rahib ini. Setelah tugas resminya selesai, mereka membicarakan tentang doa, khususnya tentang cara Swami mengulang sebuah mantra selama waktu meditasinya. Tak lama kemudian, John Main bertanya pada Swami apakah sebagai seorang Kristen dia dapat belajar berdoa dengan cara tersebut. Swami berkata sambil tertawa bahwa doa ini dapat menjadikan dja orang Kristen yang lebih baik!
Dalam bukunya 'Meditasi Kristiani - The Gethsemani Talks' {Doa Singkat dan Doa Hening- Dioma Malang} , John Main menceritakan bagaimana Swami menekankan pentingnya bermeditasi setiap pagi dan setiap petang selama setengah jam. Ia berkata: "Jika Anda sungguh-sungguh ingin mengakarkan mantra ini di dalam hati maka tugas yang paling sederhana selama waktu meditasi adalah , seharusnya tidak boleh ada pemikiran, tidak ada kata-kata,dan bayangan-bayangan dalam pikiran Anda. Satu-satunya suara hanyalah suara mantra atau, kata doa Anda, seperti sebuah paduan suara. Dan saat kita menyuarakan paduan suara tersebut, di dalam diri kita mulai membentuk sebuah gema.yang membimbing kita menuju keutuhan diri dan, persatuan yang mendalam yang kita miliki antara diri kita dan semua makhluk dan semua ciptaan. Persatuan antara Anda dengan Pencipta Anda.
Inilah awal perjalanan meditasi John Main. Meditasi menuntunnya kedalam hening yang berguna bagi doa kontemplatif, doa hening yang mendalam.Doa ini menjadi dukungan utama bagi kehidupan doa dan seluruh keberadaannya, dan akhirnya menuntun dirinya untuk menjadi seorang rahib. Pada waktu itu, meditasi tidak diterima sebagai cara berdoa Kristiani yang sah sehingga dia harus melepaskannya karena ingin menjadi novis. Dia melakukan ini berdasarkan semangat ketaatan seorang rahib Benediktin. Dia sungguh-sungguh merindukan doa ini, tetapi dia melihatnya seakan sedang diajarkan suatu cara ketidaklekatan: "Saya belajar untuk lepas dari latihan yang bagi saya paling suci yang telah saya cari untuk membangun hidup saya. Ternyata, saya belajar untuk membangun hidup saya berdasarkan Allah sendiri."Beberapa tahun kemudian, dia mengalami sukacita luar biasa karena menemukan latihan yang telah diajarkan oleh Swami dalam tulisan Yohanes Kasianus, seorang rahib Kristiani, Bapa Padang Gurun dari abad ke 4. Dalam tulisan itu dia membaca "latihan dengan menggunakan satu ungkapan tunggal dan pendek untuk mendapatkan ketenangan yang penting dalam berdoa". Dia merasakan telah "pulang kerumah sekali lagi dan kembali berlatih menggunakan mantra."
Dia adalah pelopor untuk berbagi cara berdoa seperti ini melalui kelompok-kelompok meditasi, buku-buku dan retret-retret, tidak hanya dengan para biarawan tetapi juga dengan orang awam, tua dan muda. Sepeninggalnya, Laurence Freeman OSB mengambil alih tugasnya dan menjadi pembimbing rohani Komunitas ini, dan pada tahun 1991 Pater Laurence mendirikan 'Komunitas Mondial Meditasi Kristiani' (The World Community for Christian Meditation).