Home
Kalender Kegiatan Komunitas
Renungan Prapaskah 2018
Bacaan Harian Bersama John Main
Daily Wisdom
Weekly Teaching
Newsletter
Renungan Bacaan Injil
Bahan Pengajaran
> > Bahasa Indonesia
> > Bahasa Inggris
Cara Bermeditasi
Pokok Pengajaran
Oblat WCCM
Kerabat Meditator


Acara Khusus
Jadwal Pertemuan
Kolom Tanya Jawab
Berita & Foto
Sharing
Kepustakaan
Tentang Kami
Hubungi Kami















Links:
Bahasa Inggris
* WCCM
* Programme | Bonnevaux Centre for Peace
* School of Meditation
* Christian Meditation for Priests












Renungan Bacaan Injil:

Pengajaran 1: DOA ITU APA?

Suatu definisi doa kuno yang menggambarkan cara "mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah." Apa yang dimaksud dengan "pikiran"; apa itu "hati'? Pikiran adalah apa yang dipikirkan - yang dipertanyakan, direncanakan, dikhawatirkan, dikhayalkan. Hati adalah yang mengetahui - yang mencintai. Pikiran adalah organ pengetahuan, hati adalah organ cinta. Kesadaran pikiran secara bertahap haruslah memberi jalan dan terbuka untuk mengetahui sepenuhnya apa yang dimaksud dengan kesadaran hati. Cinta kasih adalah pengetahuan yang sempurna.

Sayangnya, latihan doa kita kebanyakan terbatas pada pikiran. Pada waktu kita masih anak-anak, kita diajarkan untuk berdoa, memohon kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita atau orang lain. Tetapi ini hanya setengah dari misteri doa.

Setengahnya lagi adalah doa hati yaitu kita tidak berpikir tentang Allah, berbicara kepada-Nya ataupun memohon segala sesuatu. Kita hanya berada bersama Allah yang berada di dalam diri kita, dalam Roh Kudus yang telah diberikan Yesus kepada kita. Roh Kudus adalah cinta kasih, hubungan cinta kasih yang terjalin antara Bapa dan Putra. Roh Kudus inilah yang Yesus hembuskan ke dalam setiap hati manusia. Jadi, meditasi adalah doa hati yang menyatukan kita dengan Yesus didalam Roh "Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa: tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah." (Rom 8: 26)

Roh Kudus dalam Gereja modern, terutama sejak Konsili Vatikan II di awal tahun 1960 an, telah mengajarkan pada kita untuk menemukan kembali doa hati. Dokumen-dokumen Konsili tentang Gereja dan Liturgi menekankan kebutuhan untuk mengembangkan "suatu orientasi kontemplatif," yaitu meninjau kedalaman hidup kontemplatif orang Kristen dewasa ini. Semua orang diundang menuju kepenuhan pengalaman akan Kristus, apapun panggilan hidup mereka.

Ini berarti bahwa kita harus bergerak melampaui tingkat doa yang menggunakan pikiran. Kita tidak hanya berbicara kepada Allah, berpikir tentang Allah, memohon pada Allah akan kebutuhan-kebutuhan kita. Kita harus memasuki kedalaman hati kita, ketempat dimana Yesus sendiri berdoa , dikeheningan yang mendalam, dalam persatuan-Nya dengan Bapa kita dan Roh Kudus.

Doa kontemplatif bukanlah hak istimewa para rahib dan rubiah, biarawan dan biarawati atau jenis-jenis mistik tertentu. Ini adalah suatu doa tempat kita semua diundang. Doa kontemplatif bukanlah tempat untuk mencari pengalaman luar biasa atau kesaktian. Thomas Aquinas menyebutnya sebagai "menikmati kebenaran yang sederhana." William Blake mengatakan tentang kebutuhan untuk membuka pintu hati kita lebar-lebar dan membersihkan hati kita " sehingga kita dapat melihat segala sesuatu menurut keadaan yang sebenarnya

Ini semuanya tentang kesadaran kontemplatif seperti yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Meditasi membimbing kita pada kesadaran tersebut dan ini menjadi bagian dari keseluruhan misteri doa dalam kehidupan setiap orang yang mencari kepenuhan hidup.

Disarikan dari
Laurence Freeman OSB
Meditasi Kristiani - Latihan Harian Anda.


Lainnya:







Meditasi Kristiani Online:
Praktek dan Pengajaran Singkat
Six Week
Week 1:


Week 2:


Week 3

Week 4

Week 5

Week 6

Subscribe Youtube: Meditasi Kristiani Indonesia



YOUTUBE: